[Cirebon, 7/8/18] Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, mengadakan kegiatan Pengabdian Masyarakat bertema “Herbal untuk Mengatasi Gangguan Ginjal” di Aula Pemda Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dihadiri sekitar 180 anggota Dharma Wanita dari 40 kecamatan di Kabupaten Cirebon, pada Rabu, 7 Agustus 2018.
Ketua Panitia Dharma Wanita, Kabupaten Cirebon, Ellin Herlina Bambang Sumardi, S.PSi. mengundang Tim Penyuluh Herbal Fakultas Farmasi Unpad untuk memberikan materi pemanfaatan herbal pada kegiatan rutin pertemuan Dharma Wanita.
Kegiatan ini, merupakan lanjutan dari penyuluhan sebelumnya, yaitu pada September 2017 di RS. Arjawinangun. Pada waktu itu mengangkat tema “Herbal untuk Penanganan Penyakit Kanker: Filosofi dan Saintifikasi Jamu”.
Kegiatan penyuluhan kali ini, dipimpin oleh Prof. Dr. Moelyono MW. sebagai Ketua Tim, beserta angggota tim yang terdiri dari: Dr. Yasmiwar Susilawati, MSi., Dr. Ade Zuhrotun, MSi., Ami Tjitraresmi MSi, Ferry Ferdiansyah, MSi., Dra. Rr. Sulistiyaningsih, M.Kes. Dr. Aliya Nur Hasanah, M.Si dan Dr. Rini Hendriani, M.Si.
![]()
Pemateri pada kegiatan ini adalah : 1. Dr. Rini Hendriani, Dosen dan Peneliti Bidang Farmakologi, 2.Prof. Dr. Moelyono, Guru Besar Etnofarmasi, 3. Fery Ferdiansyah, Dosen dan Peneliti Bidang Farmasi Bahan Alam.
Dr. Rini Hendriani menyampaikan materi tentang fungsi organ ginjal pada tubuh, patologi penyakit gangguan ginjal dan cara sehat memelihara fungsi ginjal. Penggunaan obat-obatan kimia yang tidak terkontrol dapat menyebabkan gangguan pada ginjal.
Untuk itu, cara terbaik memelihara ginjal adalah dengan menjaga asupan air yang cukup yaitu 2 liter air atau 8 gelas per hari dan jangan menahan buang air kecil.
Prof. Moelyono menyampaikan filosofi pengobatan herbal. Tubuh manusia adalah suatu sistem yang hidup, demikian pula dengan herbal, sama-sama sistem yang hidup, karena itu pengobatan dengan herbal akan cocok dan sesuai untuk pengobatan karena berasal dari alam.
![]()
Metabolit sekunder dalam tumbuhan tidak hanya satu macam, tetapi terdiri dari berbagai macam kandungan kimia yang akan bekerja sinergis untuk menangani penyakit. Apabila diumpamakan enzim dalam tubuh itu adalah kunci dan metabolit sekunder itu adalah anak kunci, maka anak kunci yang banyak ini akan dapat menemukan lubang kunci yang tepat dan mengklik-kan kunci tersebut sehingga dapat menimbulkan efek farmakologis tertentu.
Sehingga dengan demikian, bukan hal yang tidak mungkin satu tumbuhan obat dapat menimbulkan efek yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan dalam masyarakat, seringkali ada istilah “obat dewa” karena kemampuan herbal yang sama, namun mampu mengobati banyak jenis penyakit. Prof. Moelyono juga mengajak peserta untuk menjaga tiga pola hidup sehat, yaitu pola makan, pola tidur dan pola pikir.
Sedangkan Feri Ferdiansyah, menambahkan tentang informasi herbal yang digunakan dalam penanganan gangguan ginjal seperti: herba Meniran, daun Tempuyung, Daun Sukun, Rambut Jagung, Daun Sendok, Daun Kejibeling, dan Herba Seledri. Masyarakat perlu mengetahui pula interaksi obat herbal dengan obat kimia, seperti dengan obat antidiabetes, antihipertensi dan kortikosteroid.
Masyarakat juga diajak untuk cerdas dalam memilih obat herbal yang beredar dipasaran dengan memperhatikan kandungan herbal, dosis, aturan pakai, indikasi, kontra indikasi dan nomor izin edar yang dapat dilihat di situs resmi cek klik BPOM.
“Kegiatan sosialisasi penggunaan herbal ini akan diteruskan ke daerah-daerah lainnya untuk terus meningkatkan pemanfaatan herbal dalam upaya preventif, promotif dan kuratif suatu penyakit,” kata Dr. Yasmiwar Susilawati, M.Si., Dosen dan Peneliti Herbal, Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UNPAD.
Sumber : herbaindonesia.com
The post Farmasi Unpad Sosialisasikan Penggunaan Herbal Untuk Gangguan Ginjal di Kabupaten Cirebon appeared first on Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.